Brand Segmentation: 1. Kunci Agar Brand Tidak Salah Sasaran
Pernahkah Anda merasa tidak cocok dengan sebuah produk atau iklan? Misalnya, melihat iklan motor sport dengan gaya agresif, padahal Anda lebih suka kendaraan nyaman untuk keluarga. Atau menemukan brand perawatan kulit yang terasa terlalu muda untuk usia Anda. Itu bukan berarti brand-nya buruk, hanya saja mereka tidak menargetkan Anda sebagai audiens utama.
Inilah alasan segmentasi penting. Jika sebuah brand mencoba menyenangkan semua orang, akhirnya tidak akan benar-benar berkesan bagi siapa pun.
Apa Itu Segmentasi?
Segmentasi adalah proses membagi pasar yang besar menjadi kelompok-kelompok lebih kecil berdasarkan kesamaan tertentu. Tujuannya? Agar brand dapat berbicara langsung kepada orang yang tepat dengan pesan yang relevan.
Seperti dalam kehidupan sosial, kita cenderung lebih nyaman berbicara dengan orang yang memiliki kesamaan pengalaman dan minat. Hal yang sama berlaku dalam branding. Brand yang kuat tahu kepada siapa mereka berbicara, sehingga hubungan yang terbangun lebih dalam dan bermakna.
Kenapa Brand Harus Memilih Targetnya?
Banyak bisnis baru takut untuk memilih segmen tertentu karena merasa kehilangan pelanggan potensial. Padahal, tanpa fokus yang jelas, sebuah brand bisa kehilangan daya tariknya. Bayangkan jika sebuah restoran mencoba menjual makanan sehat dan junk food dalam satu tempat—konsumen malah bingung.
Dengan segmentasi, brand bisa:
- Menyesuaikan pesan dan komunikasi agar lebih relevan
- Mengoptimalkan sumber daya pemasaran dengan menjangkau orang yang lebih mungkin tertarik
- Membentuk hubungan emosional yang lebih kuat dengan pelanggan
Jenis Segmentasi yang Paling Umum
Setiap brand memiliki cara berbeda dalam membagi pasarnya. Berikut beberapa pendekatan segmentasi yang sering digunakan:
- Segmentasi Demografis
- Berdasarkan usia, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, status pernikahan, dll.
- Contoh: Pampers menargetkan orang tua dengan bayi, sementara Maybelline lebih fokus pada wanita muda.
- Segmentasi Perilaku
- Berdasarkan kebiasaan dan interaksi konsumen dengan brand.
- Contoh: Gojek punya layanan GoFood untuk mereka yang sering pesan makanan online dan GoRide untuk mereka yang butuh transportasi cepat.
- Segmentasi Psikografis
- Berdasarkan gaya hidup, kepribadian, dan nilai-nilai yang dianut seseorang.
- Contoh: Harley-Davidson tidak hanya menjual motor, tapi juga gaya hidup kebebasan bagi pengendara yang suka petualangan.
- Segmentasi Berdasarkan Motivasi
- Berdasarkan alasan emosional yang mendorong konsumen memilih suatu brand.
- Contoh: Apple menarik mereka yang ingin terlihat inovatif dan eksklusif, sementara Red Bull menyasar mereka yang mencari energi dan tantangan.
Pelajaran untuk Pebisnis: Bagaimana Memanfaatkan Segmentasi?
Jika ingin membangun brand yang kuat, penting untuk memahami segmen pasar dengan baik. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
- Kenali siapa pelanggan utama Anda. Apa yang mereka butuhkan? Apa yang mereka cari dalam sebuah brand?
- Buat pesan yang relevan dengan mereka. Gunakan bahasa, visual, dan komunikasi yang sesuai dengan segmen yang ditargetkan.
- Jangan takut kehilangan segmen lain. Fokus pada satu kelompok yang benar-benar bisa menjadi pelanggan loyal lebih baik daripada mencoba menjangkau semua orang.
- Terus evaluasi dan sesuaikan strategi. Pasar selalu berubah, jadi pastikan segmentasi tetap relevan dengan kondisi saat ini.
Di Brandewa, kami membantu bisnis memahami dan menargetkan pasar yang tepat, sehingga brand yang dibangun tidak hanya dikenal, tapi juga memiliki hubungan yang kuat dengan konsumennya. Jika ingin membangun strategi segmentasi yang efektif, kami siap membantu